No Reservations?

Sudah 2 minggu sih nonton film ini. Film yang sebenernya film drama biasa yang ceritanya pun biasa-biasa saja. Bagi yang berencana nonton atau yang udah nonton yang bagian bawah ini di lewatin ajah. 🙂

Ini sinopsis cerita yang di ambil dari aanyogya.wordpress.com

———————
Film ini berporos pada sosok Kate (Catherine Zeta-Jones), seorang koki pada sebuah restoran top di Bleeker Street, New York. Sejatinya, sepanjang 103 menit, kita semata-mata hanya akan disodorkan kisah hidup seorang Kate yang tengah mengalami titik balik. Dari semula seorang workacholic yang dingin hingga menjadi wanita yang menemukan sisi kewanitaannya yang lembut. Tema sederhana dan amat tipikal.

Kate adalah ‘ratu’ di restoran ini –seorang koki perfeksionis yang resep masakannya dipuji dan digilai pengunjung. Lucunya, Kate malah harus terdampar di ruang kerja seorang terapis. Ia merasa stres lantaran merasa terusik oleh satu atau dua orang pengunjung yang mengkritik masakannya. Belum rampung satu persoalan, Kate harus mengalami ‘pukulan’ kedua.

Kakak perempuannya tewas dalam kecelakaan mobil, membuahkan konsekuensi bahwa Kate harus mengurus putri mendiang satu-satunya, yakni Zoe (Abigail Breslin), usia 9 tahun. Zoe mengalami masa-masa sulit bersama Kate. Dia bangun sebelum fajar dan pulang tengah malam. Terlebih Zoe bahkan tak menyukai masakan Kate. Kate mulai frustrasi. Kate memutuskan untuk cuti sejenak.

Ternyata, usai masa cuti, Kate terkejut mendapati seorang koki baru di dapurnya, yakni Nick (Aaron Eckhart), seorang pria humoris yang gemar mendengarkan musik opera kala bekerja. Kate menganggap Nick sebagai ancaman. Konflik pun terjadi. Di sinilah No Reservations mulai menemukan geregetnya. Tapi, kemudian terjadi sintesis. Kate yang keras kepala, dingin, dan anti-kencan pun, leleh hatinya.

Justru sang mak comblang itu adalah Zoe. Zoe cepat lengket dengan Nick dan ia sukses mengatur kencan tantenya itu dengan Nick pada sebuah malam yang tak terlupakan. Adalah menarik melihat transformasi yang dialami Kate. Setelah bertahun-tahun menutup diri terhadap lelaki, Kate sadar telah melewatkan banyak keindahan dalam hidup yang singkat ini.
———————

Biasa aja kan? cerita drama kehidupan dan percintaan yang dilatar belakangi kehidupan koki. Ujung-ujungnya film kayak begitu pasti Happy Ending :).

Tapi apa menariknya kalo begitu?

Ada yang bilang jangan menilai suatu film itu buruk sebelum menontonnya sampai habis. Setidaknya ada dua hal yang bisa diambil dari film ini. Pelajaran mengenai kehidupan yang mungkin akan membuat kita merefleksikannya pada kehidupan kita.

Hal pertama, yaitu tentang seorang pria peran pembantu dalam film ini yang tidak di ceritakan di dalam sinopsis. Dia adalah tetangga satu apartment Kate yang tinggal di lantai bawah. Dia bernama Sean, diperankan oleh Brian F. O’Byrne. Tokoh sederhana yang digambarkan menyukai Kate dan berusaha mengejarnya. Dia selalu menunjukkan perhatian lebih seperti membelikan makanan, menjaga keponakan Kate, selalu siap membantu saat Kate kesulitan, dan lain lain sebagaimana perhatian seorang pria yang menyukai wanita.

Apa yang menarik dari pria yang diceritakan duda beranak dua ini? Ya.. walaupun dia sudah menunjukkan perasaannya, tetap saja perasaanya tidak digubris, mengapa? Ya karena dia bukan pemeran utama pria nya.. simple saja.. kalau dia pemeran utama prianya, dia pasti yang menjadi pilihan Kate. 🙂

Kadang kehidupan kita pun berjalan demikian, kita sudah merencakan sesuatu tetapi ternyata bukan kita yang memperoleh hasilnya, kita sudah mengejar wanita bertahun-tahun bukan kitalah yg menjadi buah cintanya dan masih banyak lagi. Kalau mau dilihat dari sudut sempit, kita ini pecundang. Tapi apa iyah seburuk itu??

Setiap orang pasti memiliki peran sebagai “Pemain Pembantu (viguran)” dalam hidupnya kalau dilihat dari sudut pandang kehidupan orang lain. Kita akan menjadi pemeran utama dalam kehidupan kita sendiri dan kita lah yang akan menentukan ending ceritanya. Janganlah putus asa kalau kita mengalami hal itu, hal itu bukanlah kegagalan, tetapi percayalah kita adalah pemeran utama dalam kehidupan kita dan kita yang akan menentukan endingnya bagus atau tidak.

Saat kita ditolak seorang wanita, kita harus mencoba berpikir kalau bukan kitalah pemeran utama pria nya, tetapi kita adalah pemeran utama pria dalam film yang judulnya “Kehidupan Kita”. Maka pasti ada pemeran utama wanita yang menunggu kita di luar sana. Sama hal nya dengan pekerjaan kita, kalau gagal janganlah berputus asa, kita yang menentukan film “Kehidupan Kita” endingnya dimana.

Lalu sebuah pertanyaan muncul, apakah kalau di tolak, kita harus langsung berpikir kita adalah pemeran pembantunya sehingga tidak punya kesempatan berkembang?

Kita harus terus berpikir kita adalah pemeran utama dalam kehidupan kita dan terus berjuang untuk mendapatkan apa yang ingin kita dapatkan. Kita harus bermain sebagus mungkin dan kita harus percaya alur cerita ini pun bisa berubah karena sang sutradara (Tuhan) sudah menyiapkan akhir yang bahagia bagi setiap kehidupan pemain filmnya.

Kemudian, Hal kedua yang bisa di ambil dari film ini adalah cerita tentang Kate yang harus meutuskan hal terpenting dalam hidupnya, saat dia harus memutuskan antara Nick dan restorannya. Mana yang dia pilih? Pertama dia memilih restorannya kemudian dia sadar hal terpenting dalam hidupnya adalah Nick. Kadang kita pun melakukan hal yang sama. Kita tidak bisa menentukan mana yang penting dalam hidup ini. Dan saat kita sadar semuanya sudah menjadi terlambat. Kadang kita terlalu sibuk mengurus hal yang tidak penting sampai melupakan hal yang terpenting dalam hidup kita. Apa yang membuat hidupmu lebih berarti? Kita selalu lupa menanyakan hal itu terhadap diri kita. Kita terfokus pada hal-hal sepele yang bersifat tidak abadi.

Hal yang terpenting bagi saya adalah bagaimana membuat hidup ini lebih berarti bagi Tuhan saya, keluarga, teman , lingkungan dan alam tempat tinggal saya. Hidup saya akan lebih berarti kalau saya bisa menjadi berguna bagi mereka. 🙂 Tentukan lah apa yang terpenting dalam hidupmu..

Hal yang terpenting itu adalah “Dia” yang selalu mengerti akan kita, “Dia” yang selalu bersama dengan kita walaupun kita tidak menyadarinya. Janganlah sampai terlambat. Tentukan yang terpenting itu maka hal-hal sepele pun akan selesai dengan sendirinya. Marilah kita selsaikan film “Kehidupan Kita” dengan baik dan berakhir indah. Tentukan yang terpenting dalam hidupmu dan jadilah pemeran utama yang menentukan akhir ceritanya…

No trumpets sound when the important decisions of our life are made. Destiny is made known silently. (Agnes De Mille)

No time of life is so beautiful as the early days of love, when with every meeting, every glance, one fetches something new home to rejoice over. (Soren Kierkegaard)

2 thoughts on “No Reservations?

  1. stanley2580 says:

    pemikiran yang bagus… keep it up 🙂

Comments are closed.