Teknologi sebagai Tuhan

Pada zaman modern ini dimana kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh teknologi, manusia mengalami perubahan yang besar. Saat ini manusia menjadi sangat dipengarugi oleh teknologi. Bisa dihitung pakai jari, berapa orang yang tidak memiliki handphone saat ini. Kalau kita mau berkunjung ke kampus-kampus swasta yang cukup punya nama, kita akan melihat mahasiswa-mahasiswanya yang berkelompok di sudut-sudut ruangan untuk menggunakan internet melalui lap top masing-masing.

Dengan bergantungnya manusia pada teknologi, di khawatirkan manusia zaman modern akan semakin menurun kualitasnya. Bayangkan, segala hal sepele yang dulu harus kita lakukan sendiri , kini semua digantikan oleh teknologi tersebut. Misalnya, dulu kita harus menghafal segala nomor telepon penting, kini semuanya bisa di masukan atau di rekam dalam handphone. Beberapa tahun yang lalu kita akan selalu terbiasa menghafal jalan dan merekamnya dalam otak kita, kini? Bisa digantikan dengan GPS. Bayangkan kalau semua kehidupan kita digantikan teknologi…

Kalau kita pernah menyaksikan film “click” yang dibintangi Adam Sandler, kita akan melihat bagaimana kisah seorang yang hidupnya bergantung pada teknologi. Tokoh tersebut diceritakan sangat amat menyia-nyiakan hidupnya demi teknologi dan pada akhirnya saat dia ingin pergi dari teknologi itu, segala sesuatunya sudah terlambat.

Manusia menjadi tergantung pada kehidupan yang serba mudah dengan bantuan teknologi dan tidak bisa hidup tanpanya. Coba bayangkan bagaimana seorang anak yang hobi nya bermain game online di internet setiap hari, harus bertahan hidup di hutan selama satu minggu? Dia pasti akan merasa sangat tidak nyaman dan bosan. Atau tidak usah jauh-jauh, kita bayangkan saja diri kita yang harus hidup tanpa handphone sehari saja. Sangat repot karena semua orang akan kebingungan mencari kita.

Yah manusia mulai menjadikan teknologi sebagai Tuhan, atau kalau mau lebih ekstrim manusia mungkin menganggap teknologi lebih penting dari Tuhan itu sendiri. Manusia pergi beribadah hanya satu kali dalam seminggu dan itu pun tidak lebih dari dua jam. Tetapi pernahkah kita di tempat ibadah, melihat situasi yang sungguh ironis? Manusia yang datang untuk “menemui” Tuhannya, malah harus sibuk ber – sms dan mengangkat handphone. Suatu situasi yang menunjukkan manusia tidak sedetik pun bisa lepas dari teknologi. Sedetik pun?? Bagaimana dengan saat mandi? Tidur? Ada beberapa orang yang saat mandi berendam di dalam bath tub sambil mendengarkan musik, kemudian tidur sambil ear phone terpasang di telinga untuk mendengar mp3 playernya. Jadi hampir tidak mungkin manusia beraktifitas tanpa teknologi.

Beberapa pengaruh buruk yang ditimbulkan jika kita bergantung pada teknologi :

  1. Menjadi pelupa pada usia muda.
  2. Kondisi fisik yang lemah akibat jarang bergerak.
  3. Kesulitan berkomunikasi langsung dengan orang lain akibat saat kita berada pada ruang publik, kita malah asik dengan dunia kita sendiri (mendengar kan IPOD, melihat dvd portable , PDA dan sebagainya)

Bayangkanlah 10-20 tahun lagi semua kehidupan kita berada dalam pengaruh teknologi. Manusia akan menjadi budak teknologi dan menjadi tidak bisa membedakan mana yang nyata dan tidak. Mungkin kita semua harus merasakan hidup tanpa teknologi selama beberapa saat barulah kita sadar bahwa ternyata teknologi bukanlah seuatu ketergantungan dan hidup tanpanya berarti mati. Seperti saat Jakarta mengalami bencana banjir beberapa saat yang lalu dan listrik padam selama beberapa hari. Kita menjadi mengerti bahwa teknologi bukan lah suatu yang harus harus bersama kita disetiap saat. Karena teknologi pada dasarnya hanya alat yang di ciptakan untuk memudahkan aktifitas kita bukan sebagai pengganti kita. Yang lebih penting dalam hidup ini adalah bagaimana kita bisa berinteraksi dengan Tuhan dan orang lain di sekitar kita. Menunjukkan kasih sayang sebagai manusia seutuhnya.

1 thought on “Teknologi sebagai Tuhan

  1. stan says:

    Teknologi memang dibutuhkan, tetapi kita juga harus bisa untuk tidak tergantung dengan teknologi. Membatasi diri untuk tidak menjadikan teknologi sebagai candu, melainkan teknologi sebagai alat bantu. Dan itu semua tergantung pada orang yang menggunakannya.

Comments are closed.