Deala Reaza Xalda Hwuona

Terima kasih banyak, Itulah arti kalimat dalam bahasa Russia yang menjadi judul tulisan ini. Dalam kehidupan kita, terima kasih adalah kata yang sering kita lihat, dengar dan pikirkan. Kita jumpai kata terima kasih di tempat-tempat umum seperti “Terima Kasih Untuk Tidak Merokok” dan masih banyak lain bentuk kata terima kasih yang kita bisa lihat maupun dengar. Walaupun sering diucapkan , sering kita dengar, apakah kita pernah benar-benar mengucapkannya dengan tulus atau hanya sebuah formalitas ketika hati kita merasa senang terhadap perlakukan orang lain?

Terima kasih selalu muncul ketika kita menerima kebaikan seseorang. Ketika kita menerima jasa dan perlakuan baik, kita secara otomatis sebagai manusia yang tahu sopan-santun akan mengucapkan terima kasih sebagai imbalan perbuatan baik itu. Kadang terima kasih juga kita ucapkan ketika kita menolak tindakan baik. Seperti ketika seseorang menawarkan bantuan, tetapi kita merasa tidak butuh, maka kita kembali akan mengucapkan terima kasih.

Pernah kah kita mengucapkan terima kasih yang tulus tanpa perlu mengalami kebaikan orang terlebih dahulu? Atau yang lebih penting, mengucapkan terima kasih kepada Tuhan pencipta kita?

Pernahkah kita terbangun dipagi hari dan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan dan keluarga yang kita sayangi? Sekali lagi, ucapan terima kasih hanya berlaku ketika kita menerima sesuatu yang dirasakan menguntungkan bagi kita. Kita hidup di dunia ini tidak lepas berkat dukungan orang-orang sekitar kita, pernahkah kita menyadari usaha mereka, bantuan mereka dalam kehidupan kita? Kadang kita terlalu terfokus terhadap diri kita sendiri dan tidak pernah melihat kenyataan di sekeliling kita.

Ketika ingin mengeluh, marah dan tidak puas akan sesuatu, marilah kita berhenti sejenak dan melihat sekitar kita. Ketika mengeluh bosan dengan pekerjaan, pernah kah kita menyadari ada seorang kakek penjual rujak buah yang sudah menjual dagangannya selama 30 tahun lebih ? atau seorang nenek penjual ubi rebus yang sudah sangat layak tinggal di rumah dan menikmai hari tuanya?? Mereka mengeluh bosan pun tidak berani….

Ketika kita melihat istri atau pasangan kita dan merasa mereka tidak sempurna. Pernah kah kita melihat siapa sih kita ini sebenarnya sehingga harus mendapatkan yang sempurna? Pernahkah kita menyadari apa yang sudah mereka lakukan untuk membuat kita bahagia? Ahh.. kita terlalu sibuk memperhatikan laki-laki/wanita lain yang sekilas tampak lebih baik..Ketika kita berada di alam cintaan Tuhan, pernahkah kita bersyukur pada-Nya, karena hal itu semua? Pernahkah kita bersyukur pada-nya karena Dia telah menciptakan kita? Ahh.. lagi-lagi tidak, kita terlalu sibuk mempercantik diri kita sendiri sehingga lupa semuanya itu hanyalah anugrah Tuhan. Kita tidak pernah tahu apa yang menjadi rencana Tuhan sesungguhnya. Tidak sepantas nya lah kita mengeluh,marah dan sedih hanya karena beberapa kejadian. Percayalah Dia memelihara kita dan menyiapkan cerita yang bahagia untuk setiap kita. Yang perlu kita lakukan hanya berhenti sejenak dan menyadarinya…

Ketulusan adalah hal yang menjadi dasar ucapan terima kasih. Tanpa ketulusan, ucapan terima kasih itu akan menjadi datar dan formalitas belaka. Walaupun sekedar ucapan, jika diucapkan dengan tulus, terima kasih akan menjadi kata yang sangat berarti bagi mereka yang menerimanya. Terima kasih hanya akan menjadi sebuah kata tanpa makna jika diucapkan tanpa ketulusan.Ucapkanlah dengan tulus… seperti mereka dengan tulus membantu kita.

Umumnya pada sebuah buku, kita akan menjumpai ucapan terima kasih pada halaman-halaman pertama. Karena itu lah, sebelum memulai menulis bab pertama buku yang berjudul “Tahun 2008” ini, saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada-Nya yang telah membuat dunia ini menjadi berarti, kepada keluarga yang selalu ada di rumah tersenyum dan kepada sahabat karena mereka hidup ini menjadi penuh warna. Marilah kita memulai menulis bab pertama di dalam buku “Tahun 2008” kita masing-masing dan kita akan menuntupnya dengan akhir yang bahagia.

Seperti sebuah cerita-cerita yang sudah pernah kita dengar, kita tidak akan menuliskan cerita yang selalu indah, akan ada cerita sedih, marah, dan sengsara tetapi dengan landasi rasa syukur dan terima kasih yang tulus atas semua kejadian yang menimpa kita, kita akan menjalaninya dengan lebih baik dan mampu untuk kembali bangkit dari segala keterpurukan itu. Mouchou gratzia………

1 thought on “Deala Reaza Xalda Hwuona

  1. Cathleya says:

    “Thank you”..
    Simple words with big meaning ^^

Comments are closed.