Fotografi secara umum berarti kegiatan merekam gambar dengan menangkap cahaya pada medium yang sensitif terhadap cahaya. Apa yang menjadi objek dalam fotografi? Apa pun bisa di potret, mulai dari manusia, alam, benda2 mati, dan lain2 sebagainya. Di sini kita bukannya mau membahas ilmu fotografi tapi lebih kepada apa yang bisa kita peroleh dari fotografi dan menerapkannya dalam kehidupan kita. Kita mulai dengan kalimat, Hidup itu seperti ilmu fotografi.. mengapa?
Pertama, fotografi adalah kegiatan memotret, dalam kegiatan memotret selalu ada tukang potret dan objek yang di potret. Objeknya bisa banyak macam, model manusia, benda mati, tumbuhan2, dan lain-lain. Hidup kita pun sebetulnya seperti ilmu fotografi, ada yang bertindak jadi tukang potret (dibelakang layar) dan ada yang jadi modelnya. Ada yang memang talentanya sebagai pekerja ada yang menjadi pemimpin ada yang menjadi bos dan lain-lain. Tapi kadang kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain yang kita lihat dari sudut pandang kita.. lebih sukses.. Tanpa sadar kita berusaha meniru orang tersebut sampai kita kehilangan indentitas diri kita. Seperti halnya fotografi, seorang fotografer memang bakatnya untuk memotret dan dia hebat dalam hal itu dan seorang model memang lebih cocok untuk di potret dan bergaya di depan kamera. Walaupun mungkin pada kenyataannya seorang model akan menjadi lebih terkenal dari sang fotografer tapi itulah hidup, masing-masing kita punya indentitas dan talenta yang harus kita kembangkan.
Sudahkah kamu menjadi terbaikmu? Kata-kata yang menjadi judul artikel yang saya baca itu selalu menggugah perasaan saya ketika membacanya. Artikel itu menceritakan manusia selalu saja melihat ke sebelah dan membandingkan dirinya dengan kemampuan terbaik orang lain dan akhirnya lupa mengembangkan dirinya dan bersyukur atas hidupnya. Marilah apapun yang kita perbuat apa pun bakat kita, kembangkanlah itu dan jadi lah terbaikmu. Ada yang bilang untuk menjadi bahagia sehari kita harus pergi nonton bioskop, untuk menjadi bahagia seminggu kita harus pergi jalan2 keluar kota tetapi untuk menjadi bahagia seumur hidup, kita harus mencintai apapun yang kita lakukan dan jadilah terbaik..
Kedua, seorang fotografer senior Indonesia pernah mengatakan, fotografi itu kegiatan mengambil apa yang terbaik dari alam sekitar kita. Membingkainya dan mengambilnya dengan kamera kita. Sudahkah kita melakukan itu dalam hidup kita? Hidup manusia pun sama, ada banyak hal yang terjadi, baik maupun buruk. Sudahkah kita fokus untuk mengambil yang terbaik sehingga kita bisa menjadikan masa depan kita lebih baik? Kalau belum, mulai lah sekarang! Ambil lah yang terbaik dalam hidup ini, pelajari dan terapkan dalam hidupmu.. Jadilah seorang fotografer yang memotret kehidupan dengan kamera yang disebut harapan..
Ketiga, lagi seorang fotografer senior Indonesia mengatakan bahwa fotografi itu sebuah proses penemuan jati diri dan akhirnya menjadi yang terbaik. Pada awalnya manusia pasti tidak akan langsung menjadi yang terbaik. Selalu ada proses dan yang namanya proses tidak selamanya berjalan mulus dan menyenangkan. Untuk menjadi terbaik nya kita, kita harus tau dulu mana yang terburuk, mana yang terjelek dan mana yang di sebut gagal barulah kita akan mengerti makna berhasil dan rasa syukur. Mari jangan takut melangkah dan jangan pernah puas sampai menemukan apa yang menjadi terbaikmu.
Terakhir, seperti yang sudah saya katakan di awal, yang paling penting dalam fotografi adalah cahaya. Definisi fotografi sendiri sebenarnya adalah melukis dengan cahaya. Tanpa cahaya, tidak akan ada foto.. dan manusia tak akan mampu berkarya tanpa adanya ‘cahaya’ itu. Apa yang di maksud dengan cahaya di sini? Yah seperti arti cahaya secara harafiah yang berarti penerangan.. maka cahaya hidup mu adalah penerang jalan kita. Mereka yang ada di sekitar kita, keluarga, sahabat, kekasih.. mereka tersenyum dan menerangi jalan kehidupan kita dan tentu saja Tuhan yang menerangi dari atas sana. Kita membutuhkan ‘Cahaya’ itu.. dan hargailah mereka..
Hidup kita adalah kita yang tau dan hidup yang tidak di maknai adalah hidup yang sia-sia. Karena itu, hiduplah seperti dalam ilmu fotografi, terus berkarya, dan jadikan hidup ini bercahaya bukan untuk kita.. tapi juga untuk mereka yang telah menjadi penerang jalan kita.. jadilah terang.. Karena dunia ini membutuhkannya..
Salam…
You don’t take a photograph. You ask, quietly, to borrow it. ~Author Unknown
Sometimes I do get to places just when God’s ready to have somebody click the shutter. ~Ansel Adams
When you photograph people in colour you photograph their clothes. But when you photograph people in B&W, you photograph their souls! ~Ted Grant
“Sudahkah kamu menjadi terbaikmu?”
(gw mo sok2 berat niy!!!)
lumayan mengusik jg ya kep, makna terbaik sendiri definisinya sangat relatif. Terbaik menurut gw, lo, dan lainnya kan pasti gak sama, mungkin dari semua keterangan yang lo tulis, gw paling terganggu sama pertanyaan di atas ini kayaknya.
Mungkin terbaik menurut pengertian harfiah kebanyakan orang adalah yang paling mendekati kesempurnaan mungkin, kesempurnaan sendiri diambil dari kata perfectio (latin) yang artinya selesai, akhir, membuat sesuatu menjadi berakhir. Maka bisa disimpulkan bahwa mungkin arti kata terbaik sendiri dapat kita temukan setelah kita mendapat hasil akhir dari sebuah pencapaian yang selama ini kita perjuangkan.
Nah, nyambung banget niy sama tulisan di blog lo (sebenarnya sengaja gw sambungin!!!hehe). Sebuah pencapaian untuk menjadi sempurna tentunya butuh ‘cahaya’, dari orang sekitar dan tak lepas dari tangan Tuhan sebagai penuntun, that’s why gw setuju sama pendapat lo bahwa ketergantungan kita terhadap ‘cahaya’ memang sangat relevant untuk menemukan yang terbaik dari diri kita, dan tentunya patut di hargai keberadaannya.
Menurut gw tulisan lo sangat positif, lebih tepatnya mengena, gw kayak kesindir dan mikir “udah belum ya gw jadi yang terbaik???”, bahkan gw sering lupa nanya ke diri sendiri selama ini, mencerahkan sekali kep.(maaf ya gw ga membahas tentang relevansi antara fotografi dan kehidupan kita, tapi gw sepenuhnya sadar kalo kehidupan kita bisa di andaikan dengan dunia fotografi, tapi setidaknya gw kan membahas keperluan meng-capture yang terbaik dari tulisan lo dan pertanyaan terinspiratif itu, hehe)