I’m Blessed and Graced

I am an ordinary person who has been blessed with extraordinary opportunities and experiences. Today is one of those experiences. –Sonia Sotomayor

Apa yang biasa dilakukan manusia pertama kali saat mereka menemui masalah? Berdoa? Yah bisa jadi, untuk beberapa orang tertentu.. atau mungkin mencari jawaban di google.com??  Mmm tapi rasanya tidak, most of us, akan melakukan hal yang sama begitu pertama kali berhadapan dengan masalah.. yaitu.. mengeluh! Who won’t, right? J

Kita akan protes sejadi-jadinya.. yang keluar biasanya kalimat berikut, “Kok bisa??” , “Kenapa Harus Gue?” , atau simply cuman “Arrghhhhh…” .. Kita akan selalu protes kalau segala sesuatu tidak berjalan sesuai harapan kita. That’s the law of nature.. J manusiawi banget lah istilahnya..

Tapi pernahkah kita melihat diri kita, masalah yang kita hadapi , dan segala kekurangan kita tetapi kita masih tetap merasa bersyukur karena semuanya itu? Mungkin sebagian kita akan bilang, “Saya tidak punya alasan untuk bersyukur..” sebagian lagi akan bilang “Tuhan itu gak adil..” dan segudang alasan lainnya yang membuat bersyukur itu menjadi hal langka yang dilakukan manusia..

Manusia akan selalu memusingkan segala sesuatu yang tidak bisa mereka dapatkan.. sesuatu yang tidak bisa diperoleh.. padahal mereka sudah memperoleh banyak hal  lain yang berarti selama mereka hidup.. pernahkah misalnya, kita bersyukur untuk alasan yang sederhana, seperti misalnya kita masih bisa bernafas dan sehat sampai hari ini? Untuk alasan sederhana seperti masih ada laki-laki atau perempuan yang mau jadi pasangan kita misalnya? Atau mungkin kita terlalu sibuk bersedih karena sampai sekarang masih jomblo.. sampai sekarang penyakitnya enggak sembuh-sembuh.. dan masih banyak alasan lain..

Kita selalu lupa.. lupa melihat orang yang disekitar kita yang masih belum seberuntung kita…  pernah coba lihat dunia dari sudut pandang lain? Pernah coba untuk mengerti orang lain yang menurut kita orang itu masuk kategori brengsek? Pernah mencoba ikut merasakan perasaan orang lain yang mendengar cacian pedas yang keluar dari mulut kita?

Buat kita yang mengeluh tinggal di Jakarta yang macet gila-gilaan, panas gila-gilaan, debu dimana-mana.. kalau boleh menyarankan, coba deh lihat Jakarta dari sudut yang berbeda.. jalan kaki di pagi hari, disaat macet belum memulai aksi menyebalkannya.. disaat panas dan debu belum mencemari hari.. atau sekedar duduk di salah satu sudut kota ini saat malam hari untuk menikmati lampu-lampu kota yang senyap dan gemerlap.. kita akan melihat Jakarta yang berbeda.. Jakarta yang menarik..

Atau kita yang selalu mengeluh pada pasangan kita hanya karena kita melihat “rumput” tetangga tampak lebih hijau misalnya.. pernahkah kita mencoba lebih peka? rasakan kembali cinta itu.. seperti saat kamu bertemu dia pertama kali dulu.. lihatlah masalah itu.. lihatlah hambatan itu… dari sudut pandang yang berbeda.. melalui mata yang peka.. dan hati yang penuh syukur..

Ada yang bilang , kalau kita tidak bisa merubah sesuatu sesuai dengan yang kita mau, rubahlah cara pandang kita terhadap sesuatu itu, dan kita akan mengerti…

Kita yang mengeluh adalah kita yang tidak pernah mencoba bersyukur.. Ada begitu banyak alasan untuk kita bersyukur.. coba lah lihat sekeliling.. coba lah untuk lebih peka.. sekecil apapun alasan itu.. setidak penting apapun alasan itu menurut mu.. bersyukurlah.. karena setidaknya masih ada alasan untuk kita syukuri..

Mari beranjak dari apa pun yang kamu kerjakan saat ini, apa pun yang kamu sesali saat ini.. atau apa pun alasan yang kamu keluhkan.. lihat sekelilingmu.. temukan alasan bersyukur-mu.. lihat dari sudut pandang baru.. dan katakan “I’m Blessed.. and Graced!” Thanks God.. 🙂

“Life isn’t about waiting for the storm to pass…it’s learning to dance in the rain.” –UnKnown

“Blessed are they who see beautiful things in humble places where other people see nothing.”Camille Pissarro