“It’s not how much we give but how much love we put into giving.”
― Mother Teresa
Waktu travelling ke luar negeri dan berbicara dengan orang lokal dan kebetulan kita tidak tahu bahasa apa yang dibicarakannya, akan terjadi banyak gagal paham pastinya. Mau pesen teh manis yang dateng teh tarik.. mau mesen nasi goreng India tanpa bawang untuk teman yang vegetarian, yang datang bener sih nasi goreng tanpa bawang.. putih.. dan tetep ada bawang merahnya! Ahhh susah yah! itu yang kita keluhin! tapi sebenernya kalau saja proses saling mengerti itu terjadi pasti lebih mudah.
Mengerti adalah hal yang kadang sulit untuk kita lakukan entah itu karena memang sulit seperti mengerti sin,cos dan tangen atau memang karena kita tidak mau mengerti karena sakit hati. Kadang mengerti harus datang terlambat atau malah datang dengan cara yang salah. Apa pun itu, mengerti adalah hal paling pertama dalam setiap hubungan manusia. Punya anjing peliharaan juga gitu! Emang sih kita ga bisa bahasa “woof wooff”, tapi kita selalu tau kapan anjing itu lapar, kapan dia marah atau cuman mau dimanja.
Dan yang lebih parah, ternyata setelah 31 tahun hidup, semakin membuat saya tahu kalau ternyata masalah tidak akan pernah berhenti ada, selalu muncul seperti matahari pagi dan yang ternyata bisa kita lakukan hanya berhenti mengeluhkannya dan mengerti kenapa masalah itu harus terjadi. Jangan-jangan memang masalah itu di izinkan terjadi karena untuk mendidik kita dan menyiapkan kita untuk sesuatu yang lebih besar.. Jangan-jangan memang masalah itu terjadi karena kita selalu saja tidak mencoba mengerti maunya Tuhan yang sebenarnya.
Mengerti arti hidup pun kadang luput dari hidup manusia, tau nya lahir, dewasa, nikah dan meninggal tapi tidak jelas untuk apa sih dia hidup. Menjalani hidup 31 tahun ini dan akan segera menjadi 32, membuat saya cukup was-was apalagi awal tahun 2017 dikejutkan kembali dengan meninggalnya salah seorang teman sekolah yang baru saja memiliki anak beberapa bulan yang lalu.
Was-was jangan-jangan 31 3/4 tahun ini terlewat dengan sia-sia! jangan-jangan bukan ini esensi hidup yang harus saya jalani! Kemudian kembali duduk dan melihat sejenak ke waktu yang berlalu, banyak hal yang belum saya lakukan, banyak orang belum dibahagiakan.. Pernah kah terpikirkan entah berapa tahun pun itu kamu hidup, sudah kah cerita kehidupan mu berjalan seperti maunya si Sutradara yang mengawasi dari surga sana? Atau malah berjalan apa adanya sampai akhirnya kita mati dan gagal mengerti?
Yahh.. apa pun itu yang terjadi, sediakan lah waktu untuk mu menyisipkan pembatas buku sejenak di buku kisah kehidupan itu dan mulai mencoba mengerti mau di tulis seperti apa nanti ending buku itu, mau di tulis nama siapa lagi yang akan kita temui dalam cerita ini.
Seru ga yah kira-kira ceritanya? Hmmm.. harusnya nanti saat waktu kita sudah tidak banyak lagi, kita bacakan cerita ini kembali, kita tersenyum dan rela tulisan “The End” itu tertulis di akhir halaman buku itu. Halaman 31 di buku saya akan berakhir dan masuk halaman 32, semoga banyak cerita seru, menggelikan dan lucu seperti anomali orang India yang selalu salah membuatkan nasi goreng itu.. semoga banyak ucapan terima kasih terucap di halaman 32 ini, semoga banyak mengerti hal yang terjadi, mencoba hal baru dan bahagia yang dirasa.. Selamat Tahun Baru 2017!
“Always have a willing hand to help someone, you might be the only one that does.”
― Roy T. Bennett, The Light in the Heart